Sabtu, 24 Desember 2011
NEW YORK, (PRLM).- Semua pengacara di Indonesia pernah melakukan korupsi. Hal itu diungkapkan pengacara senior Indonesia Hotman Paris Hutapea kepada wartawan NY Times, seperti dilansir situs ny times.com, Senin (26/4). Dia pun dengan lantang menyebutkan, tidak ada pengacara bersih di Indonesia.
Hotman mengakui,dirinya pun termasuk dalam kelompok tersebut. Menurutnya, jika dia mengatakan bahwa dirinya jujur, maka dia munafik. "Jika saya katakan, saya ini pengacara bersih, berarti saya munafik. Dan, jika pengacara lainnya mengklaim sebagai pengacara bersih, mereka bohong, mereka akan masuk penjara dan neraka," ujar Hotman.
Baginya, tidak ada dosa yang lebih besar daripada kemunafikan. Pernyataan ini diungkap saat merefer perseteruannya dengan pengacara kondang lainnya Todung Mulya Lubis, yang merupakan aktivis HAM, pengkritik Soeharto, pemegang gelar master dari Harvard dan Barkeley, dan Direktur Lembaga Transparency International.
Dalam harian NY Times, Lubis mengakui bahwa selama berkarir sebagai pengacara, dia tidak pernah melakukan dan menerima suap. Perselisihan Hotman dan Lubis dimulai saat Lubis menjadi pengacara untuk konglomerat Salim, dan Hotman menjadi pengacara dari pihak Makindo yang menggugat Salim Group. Saat itu, Salim terkena imbas krisis ekonomi 1998, sehingga tidak dapat membayar hutang kepada pemerintah.
Hotman menilai, dengan menjadi pengacara orangterkaya nomor satu Indonesia saat itu, Lubis telah bersikap munafik jika mengklaim tidak pernah terima suap. Hotman menuduh kasus yang ditangani Lubis tersebut sarat dengan konflik kepentingan.
Perseteruan kedua pengacara kondang ini masih berlangsung sampai saat ini meski Lubis mengakui, dia tidak menyimpan kebencian pada seterunya itu. "Bagian itu sudah saya tutup," kata Lubis. Sementara bagi Hotman, kasus itu belum selesai. "Jika Lubis setuju untuk melakukan debat di hadapan publik, saya akan berikan dia cincin berbatu berlian besar ini," kata Hotman.
Selama ini, jika para pengacara lainnya cenderung tidak mengekspose kekayaan mereka untuk menghindari gunjingan negatif dari publik. Tapi, Hotman justru dikenal berani bergaya hidup mewah. Sehari-hari dia menggunakan mobil Ferrari California berwarna merah senilai 630 ribu dolar AS dan pada salah satu jarinya terselip cincin berlian besar. Selama ini dia tidak pernah menyangkal keterlibatan dirinya dalam permainan sistem hukum di Indonesia.
Dia menegaskan, semua pengacara Indonesia pernah terlibat dalam sistem kotor tersebut, tapi banyak yang menyangkalnya. Oleh karena itu, dia menyebut mereka munafik. (A-133/kur)***
Hotman mengakui,dirinya pun termasuk dalam kelompok tersebut. Menurutnya, jika dia mengatakan bahwa dirinya jujur, maka dia munafik. "Jika saya katakan, saya ini pengacara bersih, berarti saya munafik. Dan, jika pengacara lainnya mengklaim sebagai pengacara bersih, mereka bohong, mereka akan masuk penjara dan neraka," ujar Hotman.
Baginya, tidak ada dosa yang lebih besar daripada kemunafikan. Pernyataan ini diungkap saat merefer perseteruannya dengan pengacara kondang lainnya Todung Mulya Lubis, yang merupakan aktivis HAM, pengkritik Soeharto, pemegang gelar master dari Harvard dan Barkeley, dan Direktur Lembaga Transparency International.
Dalam harian NY Times, Lubis mengakui bahwa selama berkarir sebagai pengacara, dia tidak pernah melakukan dan menerima suap. Perselisihan Hotman dan Lubis dimulai saat Lubis menjadi pengacara untuk konglomerat Salim, dan Hotman menjadi pengacara dari pihak Makindo yang menggugat Salim Group. Saat itu, Salim terkena imbas krisis ekonomi 1998, sehingga tidak dapat membayar hutang kepada pemerintah.
Hotman menilai, dengan menjadi pengacara orangterkaya nomor satu Indonesia saat itu, Lubis telah bersikap munafik jika mengklaim tidak pernah terima suap. Hotman menuduh kasus yang ditangani Lubis tersebut sarat dengan konflik kepentingan.
Perseteruan kedua pengacara kondang ini masih berlangsung sampai saat ini meski Lubis mengakui, dia tidak menyimpan kebencian pada seterunya itu. "Bagian itu sudah saya tutup," kata Lubis. Sementara bagi Hotman, kasus itu belum selesai. "Jika Lubis setuju untuk melakukan debat di hadapan publik, saya akan berikan dia cincin berbatu berlian besar ini," kata Hotman.
Selama ini, jika para pengacara lainnya cenderung tidak mengekspose kekayaan mereka untuk menghindari gunjingan negatif dari publik. Tapi, Hotman justru dikenal berani bergaya hidup mewah. Sehari-hari dia menggunakan mobil Ferrari California berwarna merah senilai 630 ribu dolar AS dan pada salah satu jarinya terselip cincin berlian besar. Selama ini dia tidak pernah menyangkal keterlibatan dirinya dalam permainan sistem hukum di Indonesia.
Dia menegaskan, semua pengacara Indonesia pernah terlibat dalam sistem kotor tersebut, tapi banyak yang menyangkalnya. Oleh karena itu, dia menyebut mereka munafik. (A-133/kur)***